Minggu, 23 September 2012

PEMBALUT WANITA, ALTERNATIF BALUTAN LUKA

Produksi eksudat yang terjadi terus menerus tentunya akan menunda dan memperpanjang proses penyembuhan luka atau delayed healing. Produksi eksudat yang berlebihan akan mengganggu kenyaman pasien, menyita waktu perawat (nursing time) dan tingginya biaya perawatan Oleh karena itu manajemen eksudat langkah yang menentukan dalam keberhasilan perawatan luka. Tidak Ada Rotan Akarpun Jadi Salah satu tujuan dalam manajemen eksudat adalah mengabsorbsi. Saat ini beragam jenis modern dressing telah tersedia sebagai absorben eksudat seperti foam dressing dan VAC Therapy. Sayangnya terbatasnya ketersediaan absorben dressing dan mahalnya harga membuat penangana eksudat masih bersifat konvensional. Untuk itu alternatife dressing dibutuhkan sebagai pengganti dalam konteks cost effective. EVIDENCE BASED Alqahtani and Lalonde (2006) melaporkan bahwa dari 20 balutan steril dua diantaranya mengandung bakteri (coagulase-negative staphylococcus dan nonhemolytic streptococcus) secara mengejutkan dari 20 pembalut wanita hanya satu yang mengandung bakteri (coagulase-negative staphylococcus). Masih menurut Mas Alqahtani, dari segi biaya (cost effective), penggunaan balutan steril dengan ukuran 20 cm x 5 cm untuk perawatan luka selama satu bulan ternyata menghabiskan $ 16.50 sedangkan dengan menggunakan pembalut wanita hanya menghabiskan $ 2.43. Untuk kita di Indonesia foam dressing bisa kita dapatkan dengan kisaran harga Rp. 70.000 di apotik tertentu sedangkan pembalut wanita bisa kita dapatkan dimana saja dengan harga Rp. 500 per piece.
Tapi pembalut wanita tidak steril, kecuali produk AVAIL Stootts., et al (1997) menemukan bahwa tidak ada perbedaan signifikan rata-rata masa penyembuhan antara luka yang dirawat dengan menggunakan prinsip steril dan bersih bahkan menggunakan prinsip bersih dapat menurunkan biaya secara signifikan dibandingkan kelompok pasien yang dirawat dengan prinsip steril. Lawson., et al (2003) menambahkan bahwa 9 (0.84%) dari 1.070 pasien yang dirawat dengan menggunakan prinsip steril mengalami surgical site infection sedangkan pada kelompok pasien yang dirawat dengan prinsip bersih insidens surgical site infection sebesar 0.83 % dari 983 pasien. Temuan ini sekali lagi membuktikan bahwa tidak ada perbedaan antara prinsip perawatan luka steril dan bersih. Meskipun penelitian diatas masih bersifat case report, clinical study, dan observational study, namun sudah bisa kita kategorikan evidence level C. artinya pembalut wanita bisa menjadi alternative dressing dalam perawatan luka, terutama untuk mengatasi produksi eksudat yang berlebihan. Terutama apabila kita diperhadapkan pada kondisi tidak adanya modern dressing atau lemahnya daya beli pasien. Buat sejawat yang biasa terjun ke lokasi bencana, jangan lupa bawa pembalut wanita…..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Name:
Email Address:
No.HP/Telp.

Form provided by Freedback.